PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Dilihat dari segi Agama dan Budaya yang masing – masing memiliki keeratan satu sama lain, sering kali banyak di salah artikan oleh orang – orang yang belum memahami bagaimana menempatkan posisi Agama dan posisi Budaya pada suatu kehidupan.
Penulis masih sering menyaksikan adanya segelintir masyarakat yang mencampur adukkan nilai – nilai Agama dengan nilai – nilai Budaya yang padahal kedua hal tersebut tentu saja tidak dapat seratus persen disamakan, bahkan mungkin berlawanan. Demi terjaganya esistensi dan kesucian nilai – nilai agama sekaligus memberi pengertian, disini penulis hendak mengulas mengenai Apa itu Agama dan Apa itu Budaya, yang tersusun berbentuk makalah dengan judul “Agama dan Budaya”. Penulis berharap apa yang diulas, nanti dapat menjadi paduan pembaca dalam mengaplikasikan serta dapat membandingkan antara Agama dan Budaya.
II. PERUMUSAN
Adapun hal – hal yang akan penulis bahas disini antara lain:
A. Pengertian Agama dan Budaya
B. Unsur – unsur Agama dan Budaya
C. Bentuk – bentuk Agama dan Budaya
D. Hubungan Agama dan Budaya
III. PEMBAHASAN
PENGERTIAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN
Pengertian Agama : Dalam masyarakat Indonesia selain dari kata agama, dikenal pula kata “din” ( ) dari bahasa Arab dan kata “religi” dari bahasa Eropa. Agama berasal dari kata Sanskrit. Satu pendapat mengatakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata, “a” yang berarti tidak dan “gama” yang berarti pergi, maka kata Agama dapat diartikan tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun – temurun.
Sedangkan kata “Din” itu sendiri dalam bahasa Semit berarti undang – undang atau hukum. Dalam bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan.
Adapula kata Religi yang berasal dari bahasa Latin. Menurut satu pendapat asalnya ialah “relegere” yang mengandung arti mengumpulkan, membaca dan dapat juga kata relegare juga bisa diartikan mengikat. Oleh karena itu agama adalah suatu ketetapan yang dibuat oleh Tuhan Yang Maha Esa secara mutlak atau tanpa adanya campur tangan siapa saja.
Pengertian Kebudayaan : ditinjau dari sudut Bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta “Buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Pendapat lain megatakan juga bahwa kata budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budidaya, yang mempunyai arti “daya” dan “budi”. Karena itu mereka membedakan antara budaya dan kebudayaan. Sedangkan budaya sendiri adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa; dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.[1]
UNSUR – UNSUR AGAMA DAN KEBUDAYAAN
1. Unsur – unsur penting yang terdapat dalam Agama ialah :
- Unsur Kekuatan Gaib : Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada kekuatan gaib itu sebagai tempat minta tolong. Oleh karena itu, manusia merasa harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut. Hubungan baik ini dapat diwujudkan dengan mematuhi perintah dan larangan kekuatan gaib itu sendiri.
- Keyakinan Manusia : bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan hidupnya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Dengan hilangnya hubungan baik itu, kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari akan hilang pula.
- Respons yang bersifat Emosionil dari manusia : Respons itu bisa mengambil bentuk perasaan takut, seperti yang terdapat dalam agama – agama primitif, atau perasaan cinta, seperti yang terdapat dalam agama – agama monoteisme. Selanjutnya respons mengambil bentuk penyembahan yang terdapat dalam agama primitif, atau pemujaan yang terdapat dalam agama – agama monoteisme. Lebih lanjut lagi respons itu mengambil bentuk cara hidup tertentu bagi masyarakat yang besangkutan.
- Paham adanya yang kudus (saered) dan suci : dalam bentuk kekuatan gaib, dalam bentuk kitab yang mengandung ajaran – ajaran agama bersangkutan dan dalam bentuk tempat – tempat tertentu.
2. Adapun Unsur Kebudayaan yang bersifat universal yang dapat kita sebut sebagai isi pokok tiap kebudayaan di dunia ini, adalah sebagai berikut :
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia sehari – hari misalnya : pakaian, perubahan, alat rumah tangga, senjata dan sebagainya.
2. Sistem mata pencaharian dan sistem ekonomi. Misalnya : Pertanian, peternakan, sitem produksi.
3. Sistem kemasyarakatan, misalnya : kekerabatan, sistem perkawinan, sistem warisan.
4. Bahasa sebagai media komunikasi, baik lisan maupun tertulis.
5. Ilmu Pengetahuan
6. Kesenian, misalnya : seni suara, seni rupa, seni gerak.
7. Sistem Regili.[2]
BENTUK – BENTUK AGAMA DAN KEBUDAYAAN
(1) Pada dasarnya bentuk Agama ada yang bersifat primitif dan ada pula yang dianut oleh masyarakat yang telah meninggalkan fase keprimitifan. Agama – agama yang terdapat dalam masyarakat primitif ialah Dinamisme, Animisme, Monoteisme dll, adapun pengertiannya adalah sebagai berikut :
Ø Pengertian Agama Dinamisme ialan : Agama yang mengandung kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius. Dalam faham ini ada benda – benda tertentu yang mempunyai kekuatan gaib dan berpengaruh pada kehidupan manusia sehari – hari. Kekuatan gaib itu ada yang bersifat baik dan ada pula yang bersifat jahat. Dan dalam bahasa ilmiah kekuatan gaib itu disebut ‘mana’ dan dalam bahasa Indonesia ‘tuah atau sakti’.
Ø Pengertian Agama Animisme ialah : Agama yang mengajarkan bahwa tiap – tiap benda, baik yang bernyawa maupun tidak bernyawa, mempunyai roh. Bagi masyarakat primitif roh masih tersusun dari materi yang halus sekali yang dekat menyerupai uap atau udara. Roh dari benda – benda tertentu adakalanya mempunyai pengaruh yang dasyat terhadap kehidupan manusia, Misalnya : Hutan yang lebat, pohon besar dan ber daun lebat, gua yang gelap dll.
Ø Pengertian Agama Monoteisme ialah : Adanya pengakuan yang hakiki bahwa Tuhan satu, Tuhan Maha Esa, Pencipta alam semesta dan seluruh isi kehidupan ini baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
(2) Bentuk – bentuk Kebudayaan.
1. Kebudayaan Islam
Islam berkembang sejak diutusnya seorang Rasul yang bernama Nabi Muhammad SAW, dimana Ajaran – ajaran Islam sendiri masih sangat kental dan suci, namun sejalan dengan perkembangan dunia dan perubahan zaman, Ajaran – ajaran Islam pun kian marak dijadikan sebuah Budaya, yang akhirnya masyarakat sendiri sulit membandingkan antara Agama dengan Budaya.[3]
Contohnya : Masalah busana muslim “Jilbab”, di zaman dahulu busana muslim atau jilbab adalah pakaian yang menutup aurat, pakaian longgar dan panjang, seperti yang difirman Allah SWT dalam Al – Qur’an An – Nur : 31 (“ Katakanlah kepada wanita yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutup kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakka perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau putra – putra mereka atau putra – putra suami mereka ………….” ).[4]
Sedangkan zaman sekarang jilbab menjadi sebuah model atau gaya yang mana tidak lagi melihat pada tuntunan Islam.
Contoh lain : Pernikahan dahulu pernikahan cukup hanya dengan sebuah Aqad nikah (Ijab qobul) kemudian untuk memberitakan sebuah pernikahan hanyalah mengundang para tetangga atau saudara terdekat, itupun dalam suasana yang cukup sederhana, tetapi sekarang pernikahan bak sebuah pesta hajat yang besar, penggunaan adat istiadat pun dalam pernikahan kian marak terjadi dan akhirnya menjadi sebuah budaya yang sulit dihilangkan.
2. Kebudayaan Romawi Timur
Kerajaan Romawi didirikan pada tahun 753. Budaya Romawi pada umumnya beragama Nasrani. Dalam Kebudayaannya dikenal 3 muhzab yang termasyur yaitu :
1. Mazhab Yaaqibah, yang bertebaran di Mesir, Habsyah Mazhab ini berkeyakinan bahwa Isa Almasih adalah Allah.
2. Mazhab Nasathirah yang betebaran di Mesir, Irak, Persia
3. Mazhab Mulkaniyah, Kedua Mazhab ini berkeyakinan bahwa dalam diri Al – Masih terdapat 2 tabiat yaitu :
1) Tabiat ketuhanan.
2) Tabiat kemanusiaan.[5]
3. Kebudayaan Persia
Dalam sejarah kebudayaan Persia, masyarakatnya banyak yang menyembah berbagai alam nyata, seperti langit, cahaya, udara, air dan api. Api dilambangkan sebagai Tuhan baik, sehingga mereka menyembah api yang selalu dinyalakan didalam rumah – rumah.[6]
4. Persia Kebudayaan Arab Jahilliyah
Disebut Arab Jahilliyah karena sebelum Islam datang mereka adalah pembangkang kepada kebenaran. Budaya orang – orang Arab Jahilliyah adalah menyembah berhala karena itulah mereka terus menentang kebenaran meski di ketahui dan didasari kebenarannya oleh mereka.[7]
HUBUNGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN
Agama dalam pengertian “Addien”, sumbernya adalah wahyu dari Tuhan khususnya agama Islam. Seorang ahli sejarah dan kebudayaan dunia barat bernama Prof. H.A. Gibb menulis dalam bukunya : “Wither Islam” : “Islam is indeed much more than a system of thologi, it is a complete civilization” (Islam adalah lebih daripada suatu cara – cara peribadatan saja, tetapi merupakan suatu kebudayaan dan peradaban yang lengkap). Kelebihan Islam dari agama – agama lain, bahwa Islam memberikan dasar yang lengkap bagi kebudayaan dan peradaban.[8]
Oleh karena itu agama Islam agama fitrah bagi manusia, agama hakiki yang murni, terjaga dari kesalahan dan tidak berubah – ubah. Ingatlah ayat suci Al – Qur’an yang artinya “Hadapkanlah mukamu kepada agama yang benar : fitrah Tuhan yang telah menjadikan manusia atasnya, tidak dapat mengganti kepada makhluk Tuhan. Demikianlah Agama yang benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-Ruun : 30).[9] Berdasarkan sumber – suber tersebut maka penulis dapat menegaskan bahwa Agama mutlak ciptaan Allah SWT dan kebudayaan itu sendiri hasil pemikiran manusia yang tingkat kebenarannya/kefitrahannya tidak mungkin melebihi Agama.
IV. PENUTUP
Dari uraian tentang “Agama dan Budaya” yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Agama adalah mutlak ciptaan Allah SWT yang hakiki oleh karena itu agama dijamin akan kefitrahannya, kemurniannya, kebenarannya, kekekalannya, dan konstanta atau tidak dapat dirubah oleh manusia sampai kapanpun. Sedangkan kebudayaan adalah hasil cipta, karya, rasa, karsa dan akal buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidupnya, dimana kebudayaan itu sendiri akan mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan jaman. Oleh karena itu, penulis menekankan kepada pembaca bahwa antara agama dan budaya meski memiliki hubungan namun tidak dapat dicampur adukan.
Demikian makalah ini disususun, semoga dapat menjadi satu dari budaya sarana dalam menerangkan antara agama dan budaya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prasetya Tri Joko, Drs. ; Ilmu Budaya Dasar,
(Jakarta : PT Rineka Cipta, 1998)
2. Hasjmy.A.Prof. ; Sejarah Kebudayaan Islam,
( Jakarta : PT Karya Uni Press, 1995), Cet. Ke - 5
3. Mustopo Habib.M. ; Ilmu Budaya Dasa ,
( Surabaya Usaha Nasional, 1983)
I. LATAR BELAKANG
Dilihat dari segi Agama dan Budaya yang masing – masing memiliki keeratan satu sama lain, sering kali banyak di salah artikan oleh orang – orang yang belum memahami bagaimana menempatkan posisi Agama dan posisi Budaya pada suatu kehidupan.
Penulis masih sering menyaksikan adanya segelintir masyarakat yang mencampur adukkan nilai – nilai Agama dengan nilai – nilai Budaya yang padahal kedua hal tersebut tentu saja tidak dapat seratus persen disamakan, bahkan mungkin berlawanan. Demi terjaganya esistensi dan kesucian nilai – nilai agama sekaligus memberi pengertian, disini penulis hendak mengulas mengenai Apa itu Agama dan Apa itu Budaya, yang tersusun berbentuk makalah dengan judul “Agama dan Budaya”. Penulis berharap apa yang diulas, nanti dapat menjadi paduan pembaca dalam mengaplikasikan serta dapat membandingkan antara Agama dan Budaya.
II. PERUMUSAN
Adapun hal – hal yang akan penulis bahas disini antara lain:
A. Pengertian Agama dan Budaya
B. Unsur – unsur Agama dan Budaya
C. Bentuk – bentuk Agama dan Budaya
D. Hubungan Agama dan Budaya
III. PEMBAHASAN
PENGERTIAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN
Pengertian Agama : Dalam masyarakat Indonesia selain dari kata agama, dikenal pula kata “din” ( ) dari bahasa Arab dan kata “religi” dari bahasa Eropa. Agama berasal dari kata Sanskrit. Satu pendapat mengatakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata, “a” yang berarti tidak dan “gama” yang berarti pergi, maka kata Agama dapat diartikan tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun – temurun.
Sedangkan kata “Din” itu sendiri dalam bahasa Semit berarti undang – undang atau hukum. Dalam bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan.
Adapula kata Religi yang berasal dari bahasa Latin. Menurut satu pendapat asalnya ialah “relegere” yang mengandung arti mengumpulkan, membaca dan dapat juga kata relegare juga bisa diartikan mengikat. Oleh karena itu agama adalah suatu ketetapan yang dibuat oleh Tuhan Yang Maha Esa secara mutlak atau tanpa adanya campur tangan siapa saja.
Pengertian Kebudayaan : ditinjau dari sudut Bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta “Buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Pendapat lain megatakan juga bahwa kata budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budidaya, yang mempunyai arti “daya” dan “budi”. Karena itu mereka membedakan antara budaya dan kebudayaan. Sedangkan budaya sendiri adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa; dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.[1]
UNSUR – UNSUR AGAMA DAN KEBUDAYAAN
1. Unsur – unsur penting yang terdapat dalam Agama ialah :
- Unsur Kekuatan Gaib : Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada kekuatan gaib itu sebagai tempat minta tolong. Oleh karena itu, manusia merasa harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut. Hubungan baik ini dapat diwujudkan dengan mematuhi perintah dan larangan kekuatan gaib itu sendiri.
- Keyakinan Manusia : bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan hidupnya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Dengan hilangnya hubungan baik itu, kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari akan hilang pula.
- Respons yang bersifat Emosionil dari manusia : Respons itu bisa mengambil bentuk perasaan takut, seperti yang terdapat dalam agama – agama primitif, atau perasaan cinta, seperti yang terdapat dalam agama – agama monoteisme. Selanjutnya respons mengambil bentuk penyembahan yang terdapat dalam agama primitif, atau pemujaan yang terdapat dalam agama – agama monoteisme. Lebih lanjut lagi respons itu mengambil bentuk cara hidup tertentu bagi masyarakat yang besangkutan.
- Paham adanya yang kudus (saered) dan suci : dalam bentuk kekuatan gaib, dalam bentuk kitab yang mengandung ajaran – ajaran agama bersangkutan dan dalam bentuk tempat – tempat tertentu.
2. Adapun Unsur Kebudayaan yang bersifat universal yang dapat kita sebut sebagai isi pokok tiap kebudayaan di dunia ini, adalah sebagai berikut :
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia sehari – hari misalnya : pakaian, perubahan, alat rumah tangga, senjata dan sebagainya.
2. Sistem mata pencaharian dan sistem ekonomi. Misalnya : Pertanian, peternakan, sitem produksi.
3. Sistem kemasyarakatan, misalnya : kekerabatan, sistem perkawinan, sistem warisan.
4. Bahasa sebagai media komunikasi, baik lisan maupun tertulis.
5. Ilmu Pengetahuan
6. Kesenian, misalnya : seni suara, seni rupa, seni gerak.
7. Sistem Regili.[2]
BENTUK – BENTUK AGAMA DAN KEBUDAYAAN
(1) Pada dasarnya bentuk Agama ada yang bersifat primitif dan ada pula yang dianut oleh masyarakat yang telah meninggalkan fase keprimitifan. Agama – agama yang terdapat dalam masyarakat primitif ialah Dinamisme, Animisme, Monoteisme dll, adapun pengertiannya adalah sebagai berikut :
Ø Pengertian Agama Dinamisme ialan : Agama yang mengandung kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius. Dalam faham ini ada benda – benda tertentu yang mempunyai kekuatan gaib dan berpengaruh pada kehidupan manusia sehari – hari. Kekuatan gaib itu ada yang bersifat baik dan ada pula yang bersifat jahat. Dan dalam bahasa ilmiah kekuatan gaib itu disebut ‘mana’ dan dalam bahasa Indonesia ‘tuah atau sakti’.
Ø Pengertian Agama Animisme ialah : Agama yang mengajarkan bahwa tiap – tiap benda, baik yang bernyawa maupun tidak bernyawa, mempunyai roh. Bagi masyarakat primitif roh masih tersusun dari materi yang halus sekali yang dekat menyerupai uap atau udara. Roh dari benda – benda tertentu adakalanya mempunyai pengaruh yang dasyat terhadap kehidupan manusia, Misalnya : Hutan yang lebat, pohon besar dan ber daun lebat, gua yang gelap dll.
Ø Pengertian Agama Monoteisme ialah : Adanya pengakuan yang hakiki bahwa Tuhan satu, Tuhan Maha Esa, Pencipta alam semesta dan seluruh isi kehidupan ini baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
(2) Bentuk – bentuk Kebudayaan.
1. Kebudayaan Islam
Islam berkembang sejak diutusnya seorang Rasul yang bernama Nabi Muhammad SAW, dimana Ajaran – ajaran Islam sendiri masih sangat kental dan suci, namun sejalan dengan perkembangan dunia dan perubahan zaman, Ajaran – ajaran Islam pun kian marak dijadikan sebuah Budaya, yang akhirnya masyarakat sendiri sulit membandingkan antara Agama dengan Budaya.[3]
Contohnya : Masalah busana muslim “Jilbab”, di zaman dahulu busana muslim atau jilbab adalah pakaian yang menutup aurat, pakaian longgar dan panjang, seperti yang difirman Allah SWT dalam Al – Qur’an An – Nur : 31 (“ Katakanlah kepada wanita yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutup kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakka perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau putra – putra mereka atau putra – putra suami mereka ………….” ).[4]
Sedangkan zaman sekarang jilbab menjadi sebuah model atau gaya yang mana tidak lagi melihat pada tuntunan Islam.
Contoh lain : Pernikahan dahulu pernikahan cukup hanya dengan sebuah Aqad nikah (Ijab qobul) kemudian untuk memberitakan sebuah pernikahan hanyalah mengundang para tetangga atau saudara terdekat, itupun dalam suasana yang cukup sederhana, tetapi sekarang pernikahan bak sebuah pesta hajat yang besar, penggunaan adat istiadat pun dalam pernikahan kian marak terjadi dan akhirnya menjadi sebuah budaya yang sulit dihilangkan.
2. Kebudayaan Romawi Timur
Kerajaan Romawi didirikan pada tahun 753. Budaya Romawi pada umumnya beragama Nasrani. Dalam Kebudayaannya dikenal 3 muhzab yang termasyur yaitu :
1. Mazhab Yaaqibah, yang bertebaran di Mesir, Habsyah Mazhab ini berkeyakinan bahwa Isa Almasih adalah Allah.
2. Mazhab Nasathirah yang betebaran di Mesir, Irak, Persia
3. Mazhab Mulkaniyah, Kedua Mazhab ini berkeyakinan bahwa dalam diri Al – Masih terdapat 2 tabiat yaitu :
1) Tabiat ketuhanan.
2) Tabiat kemanusiaan.[5]
3. Kebudayaan Persia
Dalam sejarah kebudayaan Persia, masyarakatnya banyak yang menyembah berbagai alam nyata, seperti langit, cahaya, udara, air dan api. Api dilambangkan sebagai Tuhan baik, sehingga mereka menyembah api yang selalu dinyalakan didalam rumah – rumah.[6]
4. Persia Kebudayaan Arab Jahilliyah
Disebut Arab Jahilliyah karena sebelum Islam datang mereka adalah pembangkang kepada kebenaran. Budaya orang – orang Arab Jahilliyah adalah menyembah berhala karena itulah mereka terus menentang kebenaran meski di ketahui dan didasari kebenarannya oleh mereka.[7]
HUBUNGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN
Agama dalam pengertian “Addien”, sumbernya adalah wahyu dari Tuhan khususnya agama Islam. Seorang ahli sejarah dan kebudayaan dunia barat bernama Prof. H.A. Gibb menulis dalam bukunya : “Wither Islam” : “Islam is indeed much more than a system of thologi, it is a complete civilization” (Islam adalah lebih daripada suatu cara – cara peribadatan saja, tetapi merupakan suatu kebudayaan dan peradaban yang lengkap). Kelebihan Islam dari agama – agama lain, bahwa Islam memberikan dasar yang lengkap bagi kebudayaan dan peradaban.[8]
Oleh karena itu agama Islam agama fitrah bagi manusia, agama hakiki yang murni, terjaga dari kesalahan dan tidak berubah – ubah. Ingatlah ayat suci Al – Qur’an yang artinya “Hadapkanlah mukamu kepada agama yang benar : fitrah Tuhan yang telah menjadikan manusia atasnya, tidak dapat mengganti kepada makhluk Tuhan. Demikianlah Agama yang benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-Ruun : 30).[9] Berdasarkan sumber – suber tersebut maka penulis dapat menegaskan bahwa Agama mutlak ciptaan Allah SWT dan kebudayaan itu sendiri hasil pemikiran manusia yang tingkat kebenarannya/kefitrahannya tidak mungkin melebihi Agama.
IV. PENUTUP
Dari uraian tentang “Agama dan Budaya” yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Agama adalah mutlak ciptaan Allah SWT yang hakiki oleh karena itu agama dijamin akan kefitrahannya, kemurniannya, kebenarannya, kekekalannya, dan konstanta atau tidak dapat dirubah oleh manusia sampai kapanpun. Sedangkan kebudayaan adalah hasil cipta, karya, rasa, karsa dan akal buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidupnya, dimana kebudayaan itu sendiri akan mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan jaman. Oleh karena itu, penulis menekankan kepada pembaca bahwa antara agama dan budaya meski memiliki hubungan namun tidak dapat dicampur adukan.
Demikian makalah ini disususun, semoga dapat menjadi satu dari budaya sarana dalam menerangkan antara agama dan budaya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prasetya Tri Joko, Drs. ; Ilmu Budaya Dasar,
(Jakarta : PT Rineka Cipta, 1998)
2. Hasjmy.A.Prof. ; Sejarah Kebudayaan Islam,
( Jakarta : PT Karya Uni Press, 1995), Cet. Ke - 5
3. Mustopo Habib.M. ; Ilmu Budaya Dasa ,
( Surabaya Usaha Nasional, 1983)
DiPosting Oleh : pakbendot.com ~ Pakbendot.com
Artikel Makalah Tentang Hubungan Antara agama Dan Budaya ini diposting oleh pakbendot.com pada hari Selasa, 10 Juli 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda, serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.Wassalam..